Jika telah sampai nafasku pada batas akhir aku ingin melihatmu,
menyampaikan sajak pilu dalam redup mata.
Tercurah dalam kesucian air mata.
Semarak gundah meliput dalam kalbu.
Terlihat jelas pada langit yang tampak gulana.
Kasihku, tak engkau lihatkah sang mentari yang telah kehilangan warna merahnya.
Coba engkau pejamkan matamu maka hendaklah kau mendengar bisikan tangis alam melalui nyanyian sendu sang angin.
Dalam keburaman mata masih tampak wajahmu yang berkilau.
Mungkin surga telah membagi kilaunya pada dirimu.
Kini, telah tiba waktu dimana aku kan pergi, dimana telah tiada kan mampu jasadku engkau dekap.
Kasihku, meski malaikat mampu merenggut ku darimu.
Namun, malaikat maut takkan sanggup tuk membunuh cinta diantara kita.
Percayalah pada sang waktu. Karena di sana akan kau temukan sebuah kesetiaan.
Keabadian dalam sebuah cinta.
(dimrona_14-07-2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar