Kala senja datang terbawa sebuah luka
Teringat sebuah jeritan dari lereng
Terurai kristal bening dari mata
Kaki terus melangkah terkejar oleh bayang
Tanpa menoleh
Tanpa melihat yang ada
Ku pejamkan mata untuk lari dari takut
Ku tutup telinga agar tak dengar gemuruh amarah
Semua t’lah terhenti
Dan saat ku buka mata tuk melihat
Kini tak ada beda
Mana rumah mana tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar